HAI!

Hai chingu!

Masih ingat sama aku kan? Sudah lama sekali agaknya aku nggak mem-posting sesuatu, entah itu di catatan kecil elieva atau pun di opo opo ono kene — maaf ^_^.

Akhir-akhir ini, aku sedang sibuk mempersiapkan ujian akhirku di kelas 9 ini. Wah, muncul-muncul udah kelas 9 aja, Nggak terasa waktu berlalu begitu cepat, ya.

Di catatan kecil elieva, Aku tetap akan mem-posting hal yang berkaitan dengan Jalan-jalan atau pun Kuliner — Akan ku usahakan agar tetap aktif mem-posting. Tapi, di opo opo ono kene, Aku akan mem-posting tentang Karyaku, dan Hobi yang (sedang) sangat ku gandrungi sekarang ini. Hobi? hobinya apaan kak? hehehe… hobiku sekarang,

Nonton drama dan streamingan lagu boyband dan girlband korea!

Astaga, maafkan >_<

Tapi, aku sedang berusaha mengurangi kegiatan ku itu (susah sih) karena aku harus fokus pada kesibukan sekolahku sekarang ini — Fighting EL!

Oke, Segini dulu aja surat cintaku (Apaan seh?). Terimakasih buat kalian yang sudah mengunjungi blog ini, Aku cinta kamu (lebih dari) 3000, hahaha… Dan buat kalian yang baru aja mampir di blog-ku, Salam kenal! dilihat aja dulu, semoga suka!

BYE 

Grojogan Sewu Tawangmangu

Setelah sebelumnya penulis posting tentang grojogan di daerah Ngargoyoso, maka kali ini giliran Grojogan Sewu di Tawangmangu. Grojogan Sewu merupakan salah satu air terjun legendaris yang berlokasi di Kecamatan Tawangmangu, sekitar 27 km arah timur dari pusat kota Kabupaten Karanganyar. Grojogan Sewu berada di lereng Gunung Lawu sebelah barat yang memiliki ketinggian sekitar 80 meter dengan tebing yang menjulang tinggi di sebelah kanan dan kirinya. Grojogan Sewu berada di area Hutan Wisata Tawangmangu yang mempunyai luas area mencapai 20 hektar, memiliki berbagai jenis tumbuhan yang didonimasi oleh pohon pinus dan beberapa jenis fauna seperti kera yang sering menghampiri pengunjung, dan burung-burung yang terbang bebas di udara.

Pantai Wediombo

Pantai wediombo merupakan salah satu dari sekian banyak pantai laut selatan yang berlokasi di Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Wediombo, dalam bahasa jawa wedi=pasir, dan ombo= luas, pantai wediombo memiliki hamparan pasir putih dan bebatuan karang yang eksotik. Pantai ini memiliki kolam renang alami yaitu di bagian pinggir yang dikelilingi karang, yang biasa digunakan pengunjung untuk berenang. Pantai wediombo adalah pantai satu-satunya di gunungkidul yang menghadap ke barat sehingga setiap sore hari yang dinanti adalah pemandangan “sunset” atau matahari tenggelam di laut.

Curug Sewu

Curug Sewu adalah air terjun yang terletak di Desa Curugsewu, Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, kurang lebih 40 km  selatan Kota Kendal.  Curug Sewu merupakan air terjun yang cukup lebar dengan tiga terjunan, yang berketinggian masing-masing 45 meter, 15 meter dan 20 meter, dengan debit air yang lumayan besar. Pada saat musim penghujan kadang debit air naik secara tiba-tiba dan air berwarna kecoklatan. Selain pemandangan air terjun, di curug sewu juga dilengkapi berbagai fasilitas pendukung, seperti gardu pandang, arena bermain anak, kebun binatang mini, kereta kelinci, jet coaster (saat penulis berkunjung kondisi jet coaster rusak),  kolam renang, MCK, musholla, dan deretan warung penjual makanan. Untuk menuju ke bagian bawah air terjun makan pengunjung harus berjalan menuruni tangga di lereng bukit yang merupakan jalan setapak. Apabila pengunjung naik ke gardu pandang maka terlihat pemandangan lembah nan hijau terhampar luas di bawah.

Java Resto Kemuning

Semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke wilayah ngargoyoso terutama kawasan wisata perkebunan teh kemuning mempunyai efek positif bagi dunia usaha terutama usaha kuliner, dan salah satu dari sekian banyak tujuan wisata kuliner di kemuning adalah Java Resto. Java Resto berlokasi di tengah perkebunan teh kemuning, sebelah barat Resto Kemuning Indah, tepatnya perempatan kalau kekanan menuju Resto Kemuning Indah, maka Java Resto adalah arah sebaliknya (kekiri).  Java Resto memiliki sebuah aula yang cukup luas di bagian depan dengan kolam ikan di sekelilingnya, di bagian barat ada beberapa gazebo yang lumayan bagus dan lapang, kemudian di sebelah selatan adalah tempat lesehan di bagian atas dan ruang private di bagian lantai bawah yang menghadap langsung ke perkebunan teh. Kemudian di sebelah timur kasir ada beberapa gazebo yang juga menghadap ke selatan langsung ke perkebunan teh. Selain itu fasilitas parkir, musholla, meeting room, solo organ, sound sistem, dan toilet yang cukup memadai.

Candi Cetho

Dalam bahasa jawa cetho artinya jelas, Candi Cetho merupakan candi agama hindu yang berada pada ketinggian 1496 meter diatas permukaan laut, yang masuk wilayah Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.  Pada tahun 1842 keberadaan Candi Cetho di laporkan oleh Van Der Vlies, dan juga di teliti oleh AJ. Bernet Kempers, kemudian penggalian dan rekontruksi dilakukan tahun 1928 oleh Dinas Purbakala pemerintah Hindia Belanda. Candi Cetho terdiri dari sembilan tingkatan berundak, sebelum gapura besar terdapat dua patung penjaga, kemudian setelah gapura yaitu teras ketiga berupa halaman, teras ketujuh terdapat tulisan dengan aksara jawa kuno di dinding batu, dan terdapat sebuah tataran dari batu berbentuk kura-kura raksasa dan juga penggambaran hewan seperti mimi, katak, dan ketam. Di sebelah timur laut candi cetho menuruni lereng ditemukan sebuah candi dengan nama Candi Kethek (candi kera).

Air Terjun Jumog “the lost paradise”

Air terjun Jumog merupakan salah satu dari beberapa air terjun yang ada di Lereng Gunung Lawu sisi barat yang berlokasi di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.  Air terjun ini mulai di kenalkan ke masyarakat umum pada tahun 2004 yang sebelumnya jarang sekali orang tahu keberadaannya kecuali masyarakat desa sekitarnya. Pada Tahun 2004 air terjun Jumog mulai di kelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMD) Berjo yang waktu itu sering disebut sebagai “the lost paradise” atau surga yang hilang. Air terjun Jumog memiliki ketinggian sekitar 30 mt dengan debit air yang lebih kecil dibanding Grojogan Sewu, namun kondisi sekitarnya yang masih alami membuatnya mempunyai daya tarik tersendiri. Terlebih lagi jarak dengan obyek wisata lain disekitarnya dengan cukup dekat seperti dengan Candi Sukuh, Telaga Madirdo, Kebun Teh Kemuning, Air Terjun Parangijo, dan lainnya.

Grojogan Parangijo

Grojogan Parangijo

Karanganyar telah sangat terkenal dengan Grojogan Sewu yang dimilikinya, namun ternyata masih ada beberapa air terjun lain di kawasan lereng Gunung Lawu, diantaranya adalah Grojogan Parangijo dan Grojogan Jumog. Grojogan Parangijo berada di ketinggian sekitar 1000 meter dari permukaan laut dan terletak di Desa Girimulyo, Kecamatan  Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Grojogan Parangijo ini memiliki ketinggian sekitar 50 meter dengan debit air yang tidak terlalu besar, namun suasana sekitar yang masih alami dengan hijaunya daun dan lebatnya pepohonan di lereng Gunung Lawu ditambah hawa yang dingin mampu membuat kesan tersendiri bagi pengunjung. Untuk mencapai lokasi Grojogan Parangijo memang harus melalui jalan yang menanjak, sempit dan berkelok sehingga keterampilan mengemudi sangat dibutuhkan baik pengendara motor maupun mobil. Namun setelah tiba dilokasi semua rasa lelah perjalanan dan penat setelah sepekan bekerja langsung sirna seiring perjalanan menuruni tangga menuju grojogan di selingi kicau burung dan hawa dingin yang merasuk.

Candi Sukuh

Candi Sukuh merupakan candi agama hindu yang terletak di lereng barat Gunung Lawu yang secara administratif berada di wilayah Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi Sukuh pertama kali di temukan pada masa pemerintahan Hindia Belanda tahun 1815 oleh Johnson, yang saat itu menjabat sebagai Residen Surakarta. Pada tahun 1842, Van der Vlis, seorang arkeolog berkebangsaan Belanda melakukan penelitian terhadap Candi Sukuh, sedang pemugaran untuk pertama kali dilakukan pada tahun 1928. Candi Sukuh memiliki bentuk yang berbeda dibandingkan dengan candi lain seperti Candi Prambanan maupun Candi Borobudur, bangunan Candi Sukuh menurut penelitian cenderung mirip dengan kebudayaan Suku Maya di Meksiko. Bangunan candi ini terbagi menjadi 3 teras bertingkat yang terhubung oleh tangga berundak. Di sekitar bangunan utama candi terdapat beberapa patung seperti bima, arjuna, kura-kura, singa, gajah dan beberapa relief-relief.

Pancingan Nova Kemuning….. memancing ikan tercepat

Bagi penikmat wisata alam maupun wisata kuliner yang sedang berkunjung ke kawasan wisata Tawangmangu maupun Ngargoyoso dan sedang mencari tempat makan yang nyaman dengan masakan yang lumayan enak bisa berkunjung ke Rumah Makan Pancingan Nova, Kemuning. Rumah makan nova kemuning merupakan lokasi kedua yang didirikan pada tahun 2011, sebelum itu Rumah Makan Nova yang pertama didirikan pada tahun 2002 di Kota Sragen. RM Nova di Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar ini mempunyai ciri khas tersendiri yaitu berada di lereng perbukitan yang dekat dengan perkebunan teh kemuning di lereng Gunung Lawu sehingga memiliki suasana dengan udara yang sejuk dan nyaman untuk bersantai.